Minggu, 29 Mei 2011

Perimbangan keinginan dengan kenyataan

Sekali lagi, maaf ini adalah pendapat pribadi. Silakan dibaca, mudah-mudahan bermanfaat. Jika berkenan ada komentar silakan dikomentari.
Secara normal, orang yang menghayati kehidupan dapat melewati tahapan-tahapan pencapaian kehidupannya dengan penuh kesadaran dan kesabaran. Pencapaian yang dimaksud adalah pencapaian secara rohani dan jasmani. Secara rohani, karena saya bukan ahlinya, hanya dapat dirasakan oleh orang yang mengalaminya. Pencapaian ini dapat diartikan sebagai suatu kemajuan dalam perjalanan rohaninya. Sebagai misal pada umur 7 tahun saat mempelajari shalat dan mulai melakukan shalat 5 waktu apa pencapaian yang didapat? Kemudian pada saat remaja ketika sudah akil balig, sudah melaksanakan shalat seperti apa? Sudah khusukkah? Selanjutnya setelah menjalani pernikahan, sesuai sunnah Nabi, pada umur 25, bagaimana rasanya shalat? Belajar menjadi imam buat istri dan anak-anak, memberikan contoh kepada mereka bagaimana shalat yang baik dan benar sesuai aturan dan menjalankannya secara berkesinambungan. Kemudian apa yang dirasakan ketika shalat setelah  umur melebihi 40 tahun? Tahapan-tahapan perkembangan kesadaran terhadap pencapaian selama puluhan tahun melaksanakan kewajiban sebagai ummat Islam patut dicermati secara mendalam. Tidak sekedar hanya menjadi bahan evaluasi, akan tetapi hendaknya mampu menjembatani kepada keadaan dan kesadaran yang lebih baik lagi.
Pencapaian secara jasmani, adalah apa yang telah berhasil kita dapatkan selama puluhan tahun menjalani hidup dan kehidupan. Kalau secara material, pada saat lahir kita tidak mengenakan apapun, semuanya bergantung kepada kebaikan orang tua kita. Setelah lulus TK apa yang bisa dilakukan. Setelah lulus SD,SMP,SMU apa kemampuan kita? Bisa menghasilkan apa? Kekesalan semua orang karena kita hobby tawuran? Ataukah kekaguman semua orang karena keberhasilan menjadi muadzin yang rajin? Ataukah kegembiraan handai taulan karena kita mendapatkan Perguruan Tinggi yang mumpuni?
Setelah selesai kuliah, apa yang mampu dihasilkan dari seorang sarjana muda, sarjana yang fresh graduate? Apakah dia mampu minimal membiayai seluruh keperluan hidup pribadinya ataukah masih menggantungkan diri kepada kedua orang tuanya?
Setelah menikah dan mempunyai anak, masihkah mengeluh dengan keadaan hidupnya yang serba kekurangan? Kurang rumah, kurang mobil, kurang motor, kurang uang, dan kurang ajar sekali orang ini karena tidak bisa mensyukuri nikmat.
Pencapaian secara jasmani adalah hal yang bisa dilihat secara kasat mata dan nyata. Pencapaian ini dapat dilihat dari keberadaan material yang melingkupi hidup seseorang. Bisa kelihatan secara jelas seseorang yang tadinya masih mengontrak rumah kemudian membeli rumah sendiri secara tunai atau nyicil sama aja kelihatannya. Kemudian beli mobil beli motor dan lain-lain barang kebutuhannya. Bisa dilihat secara seksama keadaannya pasti nyata.
Apakah dengan pencapaian jasmani yang kelihatan secara cepat bertumbuhnya dapat menjamin bahwa pencapaian rohaninya juga berkembang pesat? Belum tentu, keseimbangan antara pencapaian rohani dan jasmani tidak bisa dibilang akan berimbang. Adakalanya rohaninya lebih matang tapi jasmaninya masih sebegitu sebegitu saja. Mana yang lebih baik? Tergantung kepada orang yang menjalaninya. Dan kesadaran tidak mesti datang secara tiba-tiba. Harus ada pengalaman yang mengena, pengalaman batin atau pengalaman fisik.
Ada ilustrasi sedikit, orang yang secara finansial tidak bisa membeli suatu barang dan memaksakan membeli karena terlilit gengsi tinggi dan pemahaman bahwa dengan memiliki barang tersebut akan  mengakibatkan terdongkraknya bonafiditas kehidupannya secara material tidak pernah menyadari bahwa secara rohani keadaannya akan semakin memburuk karena sedikit demi sedikit kerohaniannya akan mengerdil sejalan dengan tuntutan jasmaninya yang semakin menggerogoti.
Keseimbangan memang diperlukan, sikap menjaga agar terjadi keseimbangan sangat diperlukan. Syaratnya cuma 1 -> sabar dan belajar mensyukuri nikmat dan tidak terjerumus rayuan gombal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bunga Rampai

Menggapai kata-kata dalam pencapaian makna perjalanan kehidupan nan fana. Semoga manfaat untuk dunia akhirat.



Blog Rudi Santosa


Terima kasih sudah mau mampir. Seandainya mau copy paste, dipersilakan, asal jangan dibumbui dengan ditambahi atau dikurangi, apa adanya saja. Tolong dituliskan alamat blog ini. Apalagi kalo mau ambil fotonya mohon dapat disebutkan dengan lengkap dan benar sumber foto tersebut. Kalo sudah diedit agar disebutkan dengan jelas bahwa tulisannya sudah diedit. Dengan demikian tanggungjawabnya beralih kepada pengedit tulisan saya. Hak cipta hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala.















Supporters