Kamis, 28 Juli 2011

Rasa Bahasa

Bukan buat teorema baru mengenai bahasa. Ingin sekedar menceritakan saja mengenai apa itu rasa bahasa berdasarkan pengalaman yang telah didapatkan selama ini. Bukan hasil riset yang membutuhkan waktu, tenaga, pikiran, dan dana. Bahasan ini tidak bisa dijadikan acuan atau referensi apapun, hanya sekedar ngobrol sambil minum kopi.
Jika ingin mengcopy atau membuat link dipersilakan saja, terserah mau ditulis sumber aslinya atau tidak silakan, bebas sebebas-bebasnya. Jika ada tambahan atau suntingan atau pengurangan semua tanggung jawab pada para pembuatnya. Naskah ini asli saya yang buat tanpa ada plagiat dan semua hak cipta hanya milik Allah SWT semata.
Saya sebenarnya sangsi apakah ada yang pernah membahas mengenai rasa bahasa. Sebagaimana telah kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari berbagai jenis makanan secara fisik mempunyai rasa yang berbeda-beda, ada asam, manis, pahit, getir, pedas dan lain-lain. Begitupun rasa makanan secara secara non fisik mempunyai rasa yang berbeda-beda pula tergantung pada siapa dan situasi kondisi apa yang menyebabkan setiap rasa makanan secara non fisik menjadi berbeda-beda diantaranya rasa geli, sebal, menyenangkan, menjijikkan, menyegarkan, menyebalkan, membangkitkan selera dan lain-lain.
Tidak ada maksud membandingkan rasa makanan secara fisik maupun non fisik dengan rasa bahasa secara fisik maupun non fisik. Hal ini dilakukan hanya sebagai penggambaran secara jelas agar ada pembanding tentang apa yang akan dibahas oleh penulis selanjutnya. Mudah-mudahan dengan adanya bahan pembanding akan didapatkan suatu penjelasan yang dapat memberikan perasaan puas dan yakin dengan apa yang telah dijelaskan.
Rasa bahasa sebagaimana pernah dirasakan oleh penulis dapat dikatagorikan menjadi dua bagian besar ; fisik dan non fisik. Fisik dalam artian perkataan bahasanya secara langsung dapat diucapkan atau dilafalkan oleh orang yang mempunyai bahasa tersebut. Bahasanya jelas dan terdengar secara nyata. Arti dan kenyataan artinya sama dan tidak melenceng dari tujuan semula perkataan tersebut dilafalkan atau diucapkan. Non fisik berarti rasa yang ditimbulkan atau didapatkan dengan adanya pengucapan atau pelafalan perkataan dari bahasa tersebut dan hal ini sangat tidak tergantung kepada arti sebenarnya dari pelafalan atau pengucapan perkataannya.
Contohnya : Ketika menghabiskan suatu makanan dan ditanya sama yang empunya makanan tentang rasa makanan tersebut dan kita menjawab rasanya enak, maka ketika diucapkan secara normal dan arti sebenarnya berarti makanan tersebut memang mempunyai rasa yang enak. Akan tetapi jika jawabannya diucapkan dengan nada bertanya atau dengan dilagukan, ada cengkoknya seperti lagu dangdut, maka akan timbul pertanyaan selanjutnya dari yang empunya makanan, maksudnya apa?
Mau tau terusannya? dah waktunya pulang ah
lain kali diteruskan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bunga Rampai

Menggapai kata-kata dalam pencapaian makna perjalanan kehidupan nan fana. Semoga manfaat untuk dunia akhirat.



Blog Rudi Santosa


Terima kasih sudah mau mampir. Seandainya mau copy paste, dipersilakan, asal jangan dibumbui dengan ditambahi atau dikurangi, apa adanya saja. Tolong dituliskan alamat blog ini. Apalagi kalo mau ambil fotonya mohon dapat disebutkan dengan lengkap dan benar sumber foto tersebut. Kalo sudah diedit agar disebutkan dengan jelas bahwa tulisannya sudah diedit. Dengan demikian tanggungjawabnya beralih kepada pengedit tulisan saya. Hak cipta hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala.















Supporters