Supa Suung

Yang namanya jamur banyak sekali macamnya. Salah satunya yang bisa dimakan dan selalu dicari-cari adalah jamur hasil produksi rayap di musim hujan. Di Ciamis namanya Supa Suung. Kalau sedang kebetulan mendapat rejeki ketemu dengan jamur yang belum mekar biasanya tempat numbuhnya suka ditandai terlebih dahulu dengan sejenis daun tertentu sehingga orang lain tahu bahwa jamur tersebut sudah ada yang memiliki. Itu cara masa dulu, kalo sekarang nggak tau lagi.

Masa mekarnya bisa selama 2 atau 3 hari dan sesudah itu jika tidak diambil akan membusuk dengan sendirinya. Kalau sudah dipetik, kadang-kadang suka tumbuh lagi. Dahulu agar Supa Suung numbuh lagi, entah iseng atau emang bener, setelah ngambil jamur, bekas galiannya diludahin terus tutup tanah lagi biasanya 2 atau 3 hari kemudian suka muncul jamur baru dengan ukuran yang lebih kecil tapi syaratnya bonggol jamur jangan diambil semua dan ngambil jamurnya sebelum mekar banget berbentuk payung besar, masih kuncup kuncup ketutup lapisan kaya jamur merang itu lhoooooh .......... Aneh sendiri memang kayaknya. Tapi bisa dimengerti juga kenapa bisa numbuh lagi, karena yang produksi hewan rayap yang mungkin merasa kecewa melihat jamurnya terpotong seolah-olah produksinya gagal alias tidak sempurna sehingga rayap berusaha memperbaikinya lagi. Semacam service of satisfaction kali hi hi hi ....... tapi dengan hasil yang lebih berkurang daripada produksi sebelumnya.

Dibawah ini gambar dari rayap yang sudah menjadi laron :

 Terkadang suka sedih kalau ketemu dengan bonggol jamur yang sudah membusuk apalagi besar, sebab biasanya dengan bonggol jamur yang tumbuh besar akan didapatkan jamur yang lebih besar lagi ukurannya. Dengan jamur besar, porsinya bisa untuk makanan orang banyak.

Contoh Supa Suung seperti dibawah ini :

Jamur ini rasanya enak banget seperti daging ayam kampung. Cara pengolahannya juga sederhana, cukup dioseng atau bisa juga dibikin semacam sop. Dari wanginya udah kelihatan tuh perbedaan rasanya dengan jamur yang lainnya. Pas dioseng cukup kasih garam sedikit nggak perlu ditambahin bumbu yang lainnya, sudah sangat nikmat rasanya apalagi kalau dimakannya hangat-hangat dengan nasi pulen campur rendang balado ho ho ho ...................... Waaaaaaah ......... bikin ketagihan.

Sayang sekali untuk nemuin Supa Suung sekarang-sekarang ini sudah merupakan barang yang lumayan langka. Mungkin rayapnya sudah males bikin kali atau resepnya udah lewat karena hanya buat tujuh turunan. Rayap yang sekarang ada udah turunan ke delapan jadi cambal resepnya ha ha ha ........ heureuy itu mah ......yang jelas nggak tahu kenapa kenapanya ........

Gambar dibawah ini sama juga produksi rayap, tapi dalam koloni skala kecil. Kelihatan kan gundukan tanahnya produksi sang rayap?

Rasa jamurnya sama saja dengan Supa Suung cuma ukurannya aja yang lebih kecil. Kalo nemuinnya cuma satu kurang begitu berasa karena buat dimasaknya tanggung tanggung gimana gituh.......

Tapi biasanya untuk jamur seperti ini kalo udah nemuin satu bisa dicari lagi di sekelilingnya pasti dech nemuin lagi beberapa buah. Lumayanlah biar bahan masakannya bisa agak beneran. Untuk jamur kecil ini yang paling afdol masaknya dipepes saja pake surawung sama potongan bawang daun.

Ini bukti bahwa Supa Suung emang bener produksi rayap. Saya coba foto lagi keesokan harinya ada numbuh lagi jamur sejenis dengan ukuran yang relatif lebih kecil dan arahnya lebih naik keatas dari gundukan tanah yang ada.

Dengan berat hati, saya bongkar gundukan sarang rayap yang ada dibawah jamur sejenis supa suung ini dan hasilnya sbb:

 

Yang putih-putih di lubang kecil itu adalah sarang rayap dengan sedikit penduduknya. Ini pabrik untuk memproduksi supa suung seukuran lingkar jamur ketika berbentuk payung selebar 3 cm. Kebayang kan betapa besarnya sarang rayap kalo ukuran jamurnya lebih lebar lagi?

Ini tambahan lagi gambar yang didapetin ketika pulang kampung 30 03 2012. Sengaja mencari Supa Suung ke sekitaran lingkungan tempat tinggal, alhamdulillah dapet juga. Langsung saja check it out :