Senin, 03 Oktober 2011

Nasi Uduk

Bukan hal yang sulit untuk mendapatkan nasi uduk di Jakarta. Sudah tradisi dan menjadi menu wajib kayanya. Mulai pagi hari sebelum matahari terbit sampai sesudah tengah malam pun mudah sekali mendapatkannya. Memang tidak di semua tempat ada, tapi dari penyebaran lokasi tempat jualan hal ini memudahkan orang-orang yang sengaja mencari nasi uduk.
Bahkan sampai ke pelosok Tangerang pun, tukang jualan nasi uduk ada selama 24 jam. Nasi uduk sudah merupakan makanan khas yang disengajakan harus ada.
Kekhasan ini menyebabkan para penjual nasi uduk merasakan berkah tersendiri ketika berjualan. Pembeli tidak pernah sepi dan jualannya selalu habis, laris manis. Ada beberapa orang di sekitar lingkungan saya yang berjualan nasi uduk. Berjualan di warung yang menetap ataupun menggunakan gerobak keliling lingkungan sekitar. Dan semuanya seperti sudah ada yang mengatur, ada yang jualan pagi-pagi sekali setelah shalat subuh, ada yang berjualan agak siangan dikit mulai jam 7 pagi. Yang baru jualan siang hari sekitar jam11an juga ada, demikian pula sore harinya sekitar jam 4an. Yang paling rame malam hari setelah shalat isya, baru tutup sekitar jam 2 pagi. Lanjut dech yang mulai jualan sejak jam 2 pagi, ada juga. Jadi nggak ada habisnya. Emang sich lokasinya agak berjauhan, tapi masih bisa dijangkau, bahkan dengan jalan kaki.
Saking terkenalnya, ada penjual nasi uduk yang belum buka lapak pun pembelinya sudah rela antri. Begitu buka sebentar saja sudah habis. Banyak yang kecewa karena tidak kebagian. Tapi, begitulah keadaannya, sepertinya para penjual telah memperhitungkan secara tepat  kemungkinan penjualan nasi uduknya. Mereka lebih mementingkan menjaga kualitas dan kenikmatan nasi uduk yang mereka buat ketimbang mengejar nilai rupiah yang mereka akan dapatkan ketika memproduksi nasi uduk yang lebih banyak. Kualitas sangat diperhatikan dan menjadi harga mati. Dengan penjagaan kualitas seperti ini, nasi uduk akan tetap diminati para penggemarnya.
Harganya pun bervariasi tapi tidak ada yang sangat mahal, biasanya sich rata-rata dibawah 10.000 rupiah sudah bisa makan kenyang. Agak mahal dikit tuh kalau lagi makan nyenggol sebaskom tahu bacem sampai tumpah berantakan, dan tuh tahu kaga bisa keambil lagi. Baru dech bayar lebih. Makan sambil nyenggol-nyenggolan, aya aya wae.
Menu tambahan nasi uduk beraneka ragam diantaranya : tahu bacem, tempe bacem, rendang basah, telor dadar, telor mata sapi, tahu isi, bala-bala, kerupuk, emping,  tahu goreng,  tempe goreng, pisang goreng, goreng ikan mas baby, goreng ikan nila, pindang tongkol, kikil hitam, oseng kecambah, oseng kangkung, babat kuah kuning, tamusu kunyit, rendang jengkol, goreng jengkol, semur jengkol, dan lain-lain. Lengkaaaaaaaap ....... tinggal pilih. Dibawah ini lokasi penjual nasi uduk yang berada di daerah Ciledug - Kebayoran Lama. Lokasinya strategis banget depan sekolahan, pinggir asrama polisi, belakangnya komplek perumahan. Laris manis ...... Buka sampe dagangannya abis doang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bunga Rampai

Menggapai kata-kata dalam pencapaian makna perjalanan kehidupan nan fana. Semoga manfaat untuk dunia akhirat.



Blog Rudi Santosa


Terima kasih sudah mau mampir. Seandainya mau copy paste, dipersilakan, asal jangan dibumbui dengan ditambahi atau dikurangi, apa adanya saja. Tolong dituliskan alamat blog ini. Apalagi kalo mau ambil fotonya mohon dapat disebutkan dengan lengkap dan benar sumber foto tersebut. Kalo sudah diedit agar disebutkan dengan jelas bahwa tulisannya sudah diedit. Dengan demikian tanggungjawabnya beralih kepada pengedit tulisan saya. Hak cipta hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala.















Supporters